Puasa pada bulan Ramadhan adalah wajib
dikerjakan oleh setiap orang Islam. Kewajiban puasa Ramadhan berdasarkan
Al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’.
Allah SWT berfirman:
Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
(Beberapa hari yang ditentukan itu
ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa … (QS. Al-Baqarah: 185)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:بُنِيَ الإسْلاَ مُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةُ أنْ لاَ إلَهَ إلا الله وَأنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإقَامِ الصَّلا ةَ وَإيْتاَءِ الزَّكَاةِ وَالحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Islam berasaskan lima perkara, yaitu
bersaksi tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat,
menunaikan haji dan puasa dibulan Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua dalil di atas dijadikan dasar oleh ulama untuk berijma’ bahwa puasa Ramadhan adalah wajib bagi setiap muslim.
Datangnya bulan Ramadhan ditetapkan
dengan dua jalan, pertama dengan terlihatnya hilal dan kedua, setelah
menggenapkan bulan Sya’ban hingga 30 hari.
Sebaiknya memulai puasa Ramadhan dan juga
hari raya ‘Idul Fitri “mengikuti penetapan hilal yang dilakukan oleh
pemerintah, dengan syarat pemerintah telah menjalankan prosedur
penetapan hilal secara benar. Hal itu dalam rangka menjaga persatuan dan
ukhuwah umat Islam.
Rasulullah SAW bersabda:إذَا رَأيْتُمُ الْهِلَا لَ فَصُوْمُوا وَإذَا رَأيْتُمُوْهُ فَأفْطرُوْا فإنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُوْمُوا ثَلا ثِيْنَ يَوْمًا
Apabila kalian melihat hila (bulan
Ramadhan) maka puasalah dan apabila kalian melihat hilal (bulal Syawal)
maka berbukalah (lebaran), dan apabila tertutup awan (mendung) maka
berpuasalah 30 hari. (HR. Muslim)
Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda:الصَّوْمُ يَومٌ تَصُوْمُوْنَ وَاْلفِطْرُ يَوْمٌ تُفْطِرُوْنَ وَالْأضْحَى يَوْمٌ تُضَحُّوْنَ
Puasa itu adalah pada hari kalian semua berpuasa, dan leba ran itu pada hari kalian berbuka, sedangkan Idul Adha adalah pada saat kalian semua berqurban. (HR. Tirmidzi).
Berdasarkan hadits ini kita dianjurkan
agar menjaga persatuan dan persaudaraan sesama umat Islam, jangan
terpecah belah dan saling bermusuhan, hanya karena perbedaan waktu hari
raya.
Syarat wajib melaksanakan puasa adalah:
1. Islam
2. Baligh (cukup umur)
3. Berakal (tidak hilang akal)
Rukun Puasa
Puasa tidak akan sah jika tidak memenuhi rukun-ruku puasa, yaitu:
1. Niat : Niat puasa harus dilakukan setiap malam bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan hadits Rasul SAW:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّياَمَ قَبْلَ الفَجْرَ فَلا صِيَامَ لَهُ
Barang siapa tidak berniat puasa pada malam sebelum fajar, maka tidak sah puasanya. (HR. Nasai)
2. Menahan diri : Yaitu me nahan diri
dari. segala yang membatalkan puasa seperti : makan, minum dan
bersetubuh mulai terbit fajar sampai terbenanam matahari.
Adapun yang membatalkan puasa adala sebagai berikut:
1. Makan, minum dan bersetubuh dengan sengaja.
2. Sesuatu yang masuk sampai ke tenggorokan, baik berkumur ketika wudhu atau menelan sesuatu benda dan yang lainnya.
3. Keluar mani dengan sengaja, seperti karena berlama-lama memandang wanita, mengkhayal, berciuman atau bersentuhan dengan wanita sehingga keluar mani.
4. Muntah dengan sengaja. Rasulullah SAW bersabda:
1. Makan, minum dan bersetubuh dengan sengaja.
2. Sesuatu yang masuk sampai ke tenggorokan, baik berkumur ketika wudhu atau menelan sesuatu benda dan yang lainnya.
3. Keluar mani dengan sengaja, seperti karena berlama-lama memandang wanita, mengkhayal, berciuman atau bersentuhan dengan wanita sehingga keluar mani.
4. Muntah dengan sengaja. Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ اسْتَقَاءَ عَمْدًا فَلْيَقْضِ
Barangsiapa muntah dengan sengaja maka wajib mengqadha’ (puasanya). (HR. Tirmidzi). Adapun muntah tanpa sengaja, tidak membatalkan puasa.
5. Barangsiapa makan atau minum, dia menyangka telah maghrib, temyata masih siang, maka puasanya batal.
6. Tidak bemiat puasa pada malam harinya.
7. Keluamya darah haid atau nifas.
8. Murtad.
9. Hilang akal atau gila.
Semua hal yang membatalkan puasa di atas hanya wajib mengqadha’ (mengganti puasa) di luar bulan Ramadhan.6. Tidak bemiat puasa pada malam harinya.
7. Keluamya darah haid atau nifas.
8. Murtad.
9. Hilang akal atau gila.
Bagi orang yang batal puasanya karena
bersetubuh dengan istrinya, maka dia wajib membayar kafarat. Berdasarkan
sabda Rasulullah SAW:
جَاءَ رَجُلٌ إلَى النّبِي صلى الله عليه وسلم فقالَ: هَلَكْتُ يا رَسُوْلَ الله. قال:وَمَا لَكَ ؟ قال: وَقَعْتُ عَلَى امْرَأتِي فَي رَمَضَانَ. قالَ: هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا ؟ قال: لا. قال: فَهَلْ تَسْتَطِيْعُ أنْ تَصُوْمَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ؟ قاَلَ: لاَ. قاَلَ: فَهَلْ تَجِدُ إطْعَامَ سِتِّْينَ مِسْكَيْنًا. قال: لا. قال أبو هريرة: ثم جلس فأتى النبي صلى الله عليه وسلم بِعِرَقٍ فِيْهِ تَمْرٌ. قال: تَصَدَّقْ بِهَذَا. قال: يا رسولَ اللهِ أعَلَى أفْقَرَ مِنِّي واللهِ مَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا يُرِيْدُ الحَرَّتيْنِ أهْلُ بِيْتٍ أفْقَرُ مِنْ أهْلِ بَيْتِي فَضَحِكَ النَّبِيُّ حَتَّى أنْيَابُهُ، وقال: اذْهَبْ، فَأطْعِمْهُ أهْلَكَ
Seorang laki-Iaki datang menghadap Nabi SAW lalu berkata: “Celaka, ya Rasulullah!” Nabi bertanya: “Apa yang membuatmu celaka?” Ia menjawab: “Saya telah menggauli istri saya pada siang bulan Ramadhan.” Kemudian Nabi bertanya: “Apakah kamu punya uang untuk memerdekakan budak?” Dia menjawab: “Tidak punya.” Nabi bertanya: “Apakah kamu sanggup berpuasa dua bulan berturur-turut?” Ia menjawab: “Tidak.” Nabi bertanya lagi: “Apa kamu punya makanan untuk engkau berikan kepada enam puluh fakir miskin?” Ia menjawab: “Tidak punya.” Nabi pun terdiam, kemudian Nabi SAW mendapat hadiah sekeranjang kurma. Lalu Nabi SAW bersabda: “Ambillah kurma ini, lalu sedekahkanlah.
” Ia berkata: “Ya Rasulullah, apakah ini disedekahkan kepada orang yang
lebih miskin dari pada saya, padahal tidak ada yang lebih miskin dari
keluarga saya.” Maka Nabi pun tersenyum hingga nampak giginya, lalu
Beliau bersabda: “Pergilah dan berikan makanan ini kepada keluargamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadits ini bahwa orang yang
dengan sengaja menggauli istri pada siang hari bulan Ramadhan, maka dia
harus membayar kafarat dengan urutan sebagai berikut:
1. Memerdekakan budak
2. Berpuasa dua bulan berturut-turut
3. Memberikan makan kepada 60 orang miskin.
Pembayaran kafarat ini tidak boleh memilih tetapi harus berdasarkan urutan dari satu sampai tiga.1. Memerdekakan budak
2. Berpuasa dua bulan berturut-turut
3. Memberikan makan kepada 60 orang miskin.
Orang-Orang yang Diperbolehkan Tidak Puasa
Ada beberapa macam orang yang mendapat dispensasi tidak puasa, yaitu:
1. Wanita hamil, sesuai dengan petunjuk dokter.
2. Wanita yang sedang menyusui, seperti haInya wanita hamil.
3. Musafir, orang yang bepergian jauh bukan untuk tujuan maksiat. Setelah itu wajib mengqadha’ puasa yang ditinggalkannya.
4. Orang lanjut usia yang tidak sanggup lagi berpuasa. Sebagai gantinya dia harus membayar fidyah setiap hari dengan memberi makan kepada satu orang miskin.
2. Wanita yang sedang menyusui, seperti haInya wanita hamil.
3. Musafir, orang yang bepergian jauh bukan untuk tujuan maksiat. Setelah itu wajib mengqadha’ puasa yang ditinggalkannya.
4. Orang lanjut usia yang tidak sanggup lagi berpuasa. Sebagai gantinya dia harus membayar fidyah setiap hari dengan memberi makan kepada satu orang miskin.
(KH A Nuril Huda, Ketua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama / LDNU)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar