Cukup banyak tulisan yang berjudul "KISAH TOBAT SEORANG KIYAI NU (KYAI AFROKHI)" atau "Kisah Taubat Seorang Kyai NU" atau "KISAH TOBAT KYAI AFROKHI DARI TBC (TAHAYUL, BID’AH, CHURAFAT)" atau semacamnya menyebar di internet. Isinya adalah tentang seorang Kiayi bernama Afrokhi Abdul Ghoni, yang katanya mantan Kiayi NU dan mengasuh sebuah pondok pesantren bernama “Rahmatullah”.
Disitu diceritakan tentang kisah "taubat:" kiayi penulis buku "Buku
Putih Kyai NU" ini dari dari amalan-amalan yang katanya sesat, bid'ah
dan sebagainya.
Dan berikut hasil investigasi dari Team Sarkubiyyah yang beranggotakan KH. Thobari Syadzili, Ust. Dafid Fuadi, Mbah Aqil Fikri, Pengemis Makam, Ka Kanda, Sedot WC & Saifullah (Wartawan Aula) ke
kediaman kiayi yang katanya mantan kiayi NU tersebut. Dari hasil
investigasi ini, maka juga bertebaranlah tulisan tandingan (fakta) yang
berjudul : "Ternyata Nyali Afrokhi Al Wahhabi Al Mujassim Tidak Segede Omongannya !" atau "Team 'Densus 99 Anti wahabi' Gagal 'Menangkap' Afrokhi" atau "Afrokhi Al-Wahabi Ngumpet Saat Dikunjungi Densus 99 Anti Teroris Aqidah" dan semacamnya. Berikut adalah hasilnya :
Hasil Investigasi “Densus 99 Anti Teroris Aqidah” Terhadap Afrokhi Al Mujassim Al Wahhabi
Afrokhi Abdul Ghoni dengan buku batilnya yg berjudul “Buku Putih Kyai NU” telah menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam. Dengan beraninya ia mengatasnamakan sebagai kyai NU padahal ia mengusung konsep-konsep sesat wahhabi yang bertentangan dengan aqidah Ahlussunnah Wal-Jama`ah. Seharusnya ia tidak mengatasnamakan NU, karena konsep yang di bawanya berbeda dengan konsep Ahlussunnah Wal Jama`ah yang selama ini diikuti warga NU. Jika penyimpangan ini dibiarkan, maka akan menjadi sebuah bom waktu yang sangat berbahaya bahkan bisa menimbulkan fitnah dan perpecahan di kalangan umat Islam.
Dakwahnya pun tidak mengajak orang untuk dekat kepada Allah SWT, tapi justru mengajak untuk mencaci maki sesama umat Islam. Dalam
setiap pidatonya, ia dengan gegabahnya menvonis syirik, kafir, bid’ah
dan sesat kepada umat Islam selain golongannya. Afrokhi pun juga mengusung aqidah sesat tajsim aqidah khas wahhabi yang dapat menjerumuskan orang ke lembah kekufuran.
Sehingga
tak jarang, ceramahnya Afrokhi ini membuat resah bahkan dapat
menyebabkan perpecahan umat, yang tidak menutup kemungkinan bisa memicu
konflik horizontal. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Afrokhi ini
hanya akan membuat kerusakan di muka bumi, sebagaimana telah
difirmankan Allah SWT dalam surat Al Baqarah, 11-12 :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ .أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا يَشْعُرُونَ -Dan bila dikatakan kepada mereka: ”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: ”Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah: 11-12).
Rasulullah
SAW telah memberikan peringatan akan munculnya pemimpin-pemimpin sesat
dan menyesatkan yang berfatwa tanpa ilmu, dalam hadits berikut ini:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.(رواه البخاري: 100/و مسلم: 6971)Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW telah bersabda’: “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan menariknya dari hati hamba-hambanya (ulama), akan tetapi mengambil ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga apabila tidak terdapat ulama, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh menjadi pemimpin mereka, lalu orang-orang bodoh itu akan ditanya (dimintai fatwa), kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, maka orang-orang bodoh itu menjadi sesat dan menyesatkan orang lain”. (H.R Bukhari: 100, Muslim: 6971).
Dalam
hadits lain, Rasulullah SAW juga telah memperingatkan akan kemunculan
orang-orang yang berpikiran khwarij seperti Afrokhi ini :
سَيَخْرُجُ فِى آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الأَحْلاَمِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَؤُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ فِى قَتْلِهِمْ أَجْرًا لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (رواه البخاري: 3611 و مسلم: 1066)“Akan muncul pada akhir zaman, suatu kaum yang umurnya masih muda (yakni sedikit ilmunya), rusak akalnya. Mereka berkata dengan sebaik-baik perkataan manusia (yakni suka membahas masalah agama). Mereka membaca al-Qur`an, namun Al Qur’an tidak melewati kerongkongannya (yakni salah dalam memahami al-Qur`an). Mereka telah terlepas dari agama, bagaikan terlepasnya anak panah dari busurnya. Apabila kalian menemui mereka, bunuhlah mereka, karena terdapat ganjaran bagi yang membunuh mereka di sisi Allah pada hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari: 3611, Muslim: 1066)
Apalagi
Wahhabi (= pengikut muhammad bin abdul wahhab dari Najd ) aliran sesat
yang dikuti oleh Afrokhi , sebuah aliran yang telah didiskualifikasi
oleh Rasulullah SAW dan dinilai sebagai generasi pengikut syetan dalam
hadits shahih:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا، قَالَ، قَالُوا: وَفِي نَجْدِنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ، قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا، قَالَ، قَالُوا: وَفِي نَجْدِنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ، قَالَ: هُنَاكَ الزَّلاَزِلُ وَالْفِتَنُ، وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ. رواه البخاري (979) والترمذي (3888) وأحمد (5715)“Dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman bagi kami.” Mereka memohon: “Najd kami lagi wahai Rasulullah, doakan berkah.” Beliau menjawab: “Ya Allah berkahilah Syam dan Yaman bagi kami.” Mereka memohon: “Najd kami lagi wahai Rasulullah, doakan berkah.” Beliau menjawab: “Di Najd itu tempatnya segala kegoncangan dan berbagai macam fitnah. Dan di sana akan lahir tanduk (generasi pengikut) syetan.” Hadits shahih ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (979), al-Tirmidzi (3888) dan Ahmad (5715).
Atas
bebagai pertimbangan di atas itulah maka Team Sarkub memutuskan untuk
segera mengadakan penelitian dan penelusuran lebih lanjut terhadap
Afrokhi Abdul Ghoni.
Dengan
semangat ukhuwah Islamiyah maka pada hari Ahad tgl. 13 Februari 2011
Team Sarkub yang terdiri : KH. Thobari Syadzili, Ust. Dafid Fuadi, Mbah
Aqil Fikri, Pengemis Makam, Ka Kanda, Sedot WC & Saifullah
(Wartawan Aula) mengadakan kunjungan ke Afrokhi yang bertempat
tinggal di Dusun Puthuk Desa Banaran Kec. Kandangan Kab. Kediri Jawa
Timur. Maksud dan tujuannya adalah untuk silaturrahim dan tabayun
(kalrifikasi).
Sebelum berangkat ke alamat tersebut, team berkumpul di rumah Ust. Dafid Fuadi sejenak untuk istirahat dan shalat Zhuhur,
setelah itu team langsung meluncur ke alamat tersebut. Sampai di dusun
Puthuk jam 13.00 WIB, karena dusun tersebut berada di pelosok dan
penuh liku maka team bertanya kepada warga setempat di mana letak rumah
Afrokhi, meskipun warga memberitahu tapi rata-rata ekspresi wajahnya
menunjukkan rasa kurang suka. Maklum, sejak Afrokhi menjadi wahhabi ia
seringkali melukai perasaan hati warga. Afrokki tidak jarang mencaci
maki amaliah warga setempat sehingga lama-kelamaan warga menjauh
darinya.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya team sampai di rumah Afrokhi.
Rumah tersebut terletak di sebuah gang kecil di dusun tersebut dengan
jalan masuk agak curam. Sebuah rumah kecil nan sederhana yang teras
depannya ada papan nama yang catnya mulai menua yang bertuliskan “Podok Pesantren dan Madrasah Rohmatulloh” dengan tanpa santri satu orang pun. Rumah tersebut terletak di lokasi pekarangan sempit.
Team
turun dari mobil, lalu menghampiri rumah tersebut dan mengucapkan
salam. Muncullah seorang pemuda tanggung berjenggot dan bercelana
cinkrang berkata : “Mau mencari siapa?”.
Team Sarkub : “Pak Afrokhi ada di rumah ?”
Pemuda tanggung : “O..pak Kyai tidak ada di rumah”.
Team Sarkub : “Pergi ke mana ?”
Pemuda
tanggung : “Mungkin Pak Kyai mengantar putranya ke neneknya,
paling-paling sebentar, ayo silahkan masuk, coba saya telepon beliau !”.
Team Sarkub masuk ke rumah Afrokhi dan menunggu di ruang tamu sempit.
Di ruang tamu tersebut nampak beberapa kitab standar yang jumlahnya
tidak banyak dan kitab-kitab terjemahan bahasa Indonesia karya
orang-orang wahhabi. Tidak lama kemudian, datanglah pemuda dewasa
berjenggot dan berkata : “Maaf, Pak Kyai mungkin pulangnya masih lama.”
Team Sarkub : “Beliau pergi ke mana ?”
Pemuda
dewasa : “Kami kurang tahu persis, tapi biasanya beliau seringkali ada
acara mendadak. Mungkin kalau hari minggu seperti ini beliau mengisi
acara di Batu Malang, kadang-kadang sampai dua tempat”.
Team Sarkub : “Kira-kira pulangnya jam berapa?”.
Pemuda dewasa : “Tidak tentu, biasanya ya lama sampai malam”.
Team Sarkub : “Ya sudah, tidak apa-apa, kami tunggu saja sampai beliau pulang.”
Pemuda dewasa : “Tapi lama lho…pulangnya, mungkin ada pesan untuk beliau?”.
Team
Sarkub : “Tidak ada, kami hanya ingin silaturrahim saja, kami tunggu
saja sampai beliau pulang. O..ya berapa nomor hp beliau ?”
Pemuda dewasa : “Wah, maaf, kemarin nomor hpnya hilang.” (sambil senyum yang dipaksakan).
Team Sarkub : “O…ya ya.”
Pemuda dewasa : “Maaf, saya tinggal dulu , ya.”
Team Sarkub : “O..ya silahkan”.
Selanjutnya
dengan sabarnya Team Sarkub menunggu kedatangan Afrokhi yang tidak tak
kunjung tiba. Hampir dua jam Team Sarkub masih berada di ruang tamu
rumah Afrokhi, tapi –Alhamdulillah- sudah mendokumentasikan
obyek-obyek penting di rumah Afrokhi. Akhirnya Mbah Pengemis Makam ke
luar ruangan untuk kebul-kebul sejenak sambil mengamati situasi, lalu diikuti Ust. Dafid Fuadi dan menghampiri seorang remaja berjenggot yang ada di samping kiri rumah Afrokhi.
Dafid Fuadi bertanya : “Kira-kira Pak Afrokhi ke mana, ya ?”. Remaja
tadi menjawab : “Maaf, saya kurang tahu persis, tadi kayaknya
mengantarkan putranya ke Mbahnya, paling-paling tidak lama”.
Team Sarkub
sudah mulai tidak enak perasaannya, apalagi jika memperhatikan
penjelasan-penjelasan seorang pemuda dewasa tadi sepertinya
mengharapkan agar Team Sarkub harus secepatnya pergi dari situ.
Lalu Team Sarkub mencoba mengorek keterangan dari tetangga dekat Afrokhi yang rumahnya berada di sebelah selatan mepet dengan rumah Afrokhi.
Team Sarkub bertanya : “Maaf Pak! biasanya Pak Afrokhi ada di rumah jam berapa saja ?”.
Tetangga
menjawab : “Tidak tentu, bapak-bapak ini apa ingin ketemu Pak Afrokhi
?”. Team Sarkub : “Ya, tapi katanya masih keluar”.
Tetangga : “Oo….”.
Team Sarkub : “Biasaya Pak Afrokhi kalau bepergian naik kendaraan apa?”.
Tetangga : “Kalau dekat ya paling2 naik sepeda motor revo atau megapro, tapi kalau jauh biasanya pake mobil merah”.
Team
Sarkub semakin tidak enak perasaannya, karena yang pasti sepeda motor
dan mobil merah (keluaran tahun lama) yang biasa dipakai Afrokhi itu
masih ada semuanya. Belum habis rasa curiga Team Sarkub, tiba-tiba
si tetangga nyelethuk : “Tadi saya dengar batuk-batuknya Pak Afrokhi,
masa’ gak ada di rumah”.
Lalu Team Sarkub mohon diri dari si tetangga tersebut.
Setelah bermusyawarah sebentar Team Sarkub memutuskan untuk segera
meninggalkan lokasi, karena semakin banyak kejanggalan dan aroma tidak
beres yang semakin menyengat.
Akhirnya
Team Sarkub mohon diri dan berpamitan kepada seorang pemuda berjenggot
yang ada di samping rumah Afrokhi, bahkan saat itu Team Sarkub mencoba
minta nomor telepon rumah Afrokhi pun hanya dijawab : “Maaf, saya
kurang tahu nomornya”.
Selanjutnya Team Sarkub pergi meninggalkan lokasi dengan sejuta tanda tanya.
Dalam
perjalanan selanjutnya Team Sarkub singgah di sebuah Pon Pes. Darus
Salam Sumbersari Kencong Kepung Kediri yang diasuh oleh KH. A. Zainuri
Faqih untuk sholat Ashar dan mengorek data lebih lanjut tentang
Afrokhi. Pesantren ini dihuni sekitar 1000 santri, jaraknya kurang
lebih 6 km dari rumah Afrokhi. Di pesantren inilah Afrokhi pernah
belajar agama bahkan sampai tamat. Menurut data-data santri yang ada di
pesantren ini, Afrokhi tidak tergolong santri yang pintar, bahkan
pelajaran-pelajaran pesantren yang mestinya harus dihafalkan, Afrokhi
tidak pernah berhasil menghafalkan.
Dalam penelusuran Team Sarkub ada temuan yang menarik, berdasarkan keterangan dari tokoh-tokoh agama yang berada di sekitar Pare – Kandangan, bahwa beberapa
bulan belakangan ini ada sejumlah petugas dari Kepolisian yang
berpakaian preman yang terus berusaha mencari informasi tentang Afrokhi
dari tokoh-tokoh agama setempat. Dikarenakan pengajian-pengajian
Afrokhi di mana-mana mulai menimbulkan keresahan masyarakat, untungnya
masyarakat masih menahan diri.
Demikian, laporan Team Sarkub, semoga Allah melindungi kita semua dari segala fitnah, bala’ , petaka di dunia dan akhirat. Amin Allahumma Amin.
oleh: Thariqat Sarkubiyah, pada 15 Februari 2011 jam 0:58
DOKUMENTASI PENJALANAN TIM INVESTIGASI
![]() |
Jalan menuju tempat Afrokhi |
![]() |
Kendaraan Afrokhi yg diparkir di depan rumah masih ada. |
![]() |
Perpustakaan milik Afrokhi. Ada beberapa terjemahan kitab-kitab karya orang-orang wahhabi dalam bahasa Indonesia. |
![]() |
Buku-buku bacaan Afrokhi, terdiri dari terjemahan kitab-kitab karya orang-orang wahhabi dalam bahasa Indonesia dan buku-buku terbitan La Tasyuk Surabaya. |
![]() |
Berapa buku terjemahan karya orang wahhabi, tampak buku terjemahan dari kitab Dha'if Adabul Mufrod karya Muhammad Nashiruddin Al Albani. |
![]() |
Salah satu buku penyebar fitnah terbitan La Tasyuk Surabaya, salah satu bacaan Afrokhi. PERHATIKAN !! : Penerbit buku "La Tasyukk Fi Dlalalat al Wahabiyyah" salah menulis nama kitab yang dimaksud. |
Source : Tim Sarkub